Senin, 24 Agustus 2020

TEKS EKSPLANASI


daftarilmu7.blogspot.com – Jika kalian berpikiran mengenai alam pasti memiliki dua sifat yaitu ketenangan dan kehancuran. Alam yang tenang sudah pasti indah, namun bagaimana dengan kehancuran ? sudah pasti kalian membayangkan tentang tsunami, banjir, longsor, maupun bencana lainnya, semua itu masuk ke dalam teks eksplanasi. Bersama dengan daftarilmu7.blogspot.com kita kan memaparkan tentang teks eksplanasi.



Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya bisa terjadi. Suatu peristiwa baik peristiwa alam maupun sosial yang terjadi disekitar kita, selalu mempunyai hubungan sebab akibat dan proses.
Kejadian yang terjadi disekitar kita pantas nya tidak hanya kita amati dan rasakan saja, tetapi sekaligus digunakan sebagai pembelajaran. Mengapa kejadian tersebut bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi kejadian seperti itu.

Teks eksplanasi memiliki fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau terjadinya sesuatu. Oleh kerena itu, teks ini memiliki struktur pikir: judul, pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Eksplanasi (explanation) memiliki arti penjelasan atau keterangan. Pengertian teks eksplanasi secara umum adalah sebuah jenis teks yang didalamnya berisikan penjelasan secara detail (lengkap) tentang suatu tema (topik) yang berkaitan dengan fenomena alam, sosialitas dan lainnya yang dapat berlangsung atau terjadi di kehidupan sehari-hari.

Teks eksplanasi dibuat berkaitan dengan fenomena alam dan sosial khususnya adalah untuk memberitahu sebab dan akibat serta proses yang terjadi. Namun secara spesifik teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan informasi secara detail, jelas, dan lengkap supaya para pembaca menjadi tahu dan paham secara jelas bagaimana dan mengapa suatu fenomena itu terjadi.

Pengertian Teks Eksplanasi Menurut Para Ahli

Menurut Restuti (2013:85)
Teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial.

Menurut (Mahsun, 2013: 189)
Teks eksplakasi merupakan teks yang disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/penutup.
  • Bagian pernyataan umum mengandung informasi singkat tentang apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelas mengandung urutan uraian atau penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi.
  • Bagian interpretasi mengandung pendapat singkat penulis mengenai peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada/tidak ada.


The Contemporary English-Indonesian Dictionary: 651
Menurut The Contemporary English-Indonesian Dictionary, pengertian Explanation Teks adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.

Gerot dan Wignell (1995: 212) menjelaskan secara singkat tentang teks eksplanasi yang berisi pembentukan suatu proses atau apa yang dikerjakan dari gejala alam atau sosial budaya.
Wahyuningtyas menuliskan beberapa pendapat ahli antara lain dijelaskan bahwa teks eksplanasi pada hakikatnya merupakan teks yang menjelaskan proses. Proses tersebut dapat terjadi secara alamiah, baik yang berkaitan dengan fenomena (gejala) alam maupun fenomena sosial budaya. 

Pada umumnya, teks eksplanasi dibentuk dengan struktur (susunan), yaitu pernyataan umum, penjelasan, dan penutup atau simpulan (Wahono, dkk. 2013: 107). Menurut Pardiyono (dalam Gultom 2013: 5), “teks eksplanasi adalah sebuah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena alam atau sosial”. Selanjutnya, Hammoond (dalam Gultom 2013: 5) mengatakan “Teks eksplanasi merupakan jenis teks yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa fenomena alam itu terjadi”. (2015:22)

Berdasarkan pendapat di atas teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penjelasan atas suatu proses yang berkaitan dengan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa itu terjadi, baik dari peristiwa alam maupun dari peristiwa sosial budaya.

Ciri - ciri Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan teks lainnya. Ciri-ciri teks eksplanasi sebagai berikut :
  1. Struktur terdiri atas pernyataan umum, proses/deretan penjelas, dan penutup.
  2. Memuat informasi sesungguhnya atau fakta.
  3. Memuat informasi bersifat keilmuan.
  4. Menjelaskan suatu kondisi atau fenomena.

Informasi Pengetahuan

Informasi pengetahuan berisi tentang penjelasan secara umum tentang fenomena yang berisi informasi-informasi penting yang dapat dipahami dan diketahui pembaca. Informasi pengetahuan berupa informasi awal, misalnya teks eksplanasi sosial, penggunaan media sosial. Informasi pengetahuan yang terdapat dalam teks eksplanasi ini dapat berupa pengetahuan awal, apa itu media sosial dan apa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial, dan lain sebagainya yang dapat memberikan informasi kepada pembaca.

Dalam suatu teks, terdapat gagasan/ide yang dapat dikembangkan menjadi beberapa kalimat. Gagasan tersebut merupakan gagasan utama atau disebut juga ide pokok.  Gagasan utama atau ide pokok terletak di dalam kalimat utama. Kalimat utama biasanya muncul pada awal, tengah, atau akhir paragraf.

Informasi Penting Teks Eksplanasi

  1. Membaca teks dengan saksama.
  2. Memahami makna setiap kalimat yang ada dalam teks.
  3. Menentukan kalimat utama pada setiap paragraph.
  4. Menemukan gagasan utama atau ide pokok.
  5. Menandai kata-kata kunci.
  6. Merumuskan inti kalimat utama.
*Catatan
Pada umumnya paragraf-paragraf dalam teks eksplanasi bersifat deduktif (gagasan utamanya terletak di awal paragraf). Namun, ada pula paragraph yang bersifat induktif (gagasan utama terletak di akhir paragraf) maupun campuran (gagasan utama berada di awal dan akhir paragraf).

Contoh:
Apa akibat rusaknya hutan Indonesia? Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalaminya, bencana longsor, banjir, rusaknya ekologi atau lingkungan hidup, pancaroba cuaca. Perikehidupan kita sebagai bangsa yang semakin rentan, terutama sesame warga miskin dan ketinggalan. Lebih kontras serta tidak adil lagi jika kita perhitungkan hasil kerusakan hutan tidak dinikmati rakyat banyak atau negara, tapi jatuh ke tangan para pelaku penebangan liar pengolahan hutan yang tidak bonafide.

Gagasan utama : kerugisn skibst rusaknya hutan di Indonesia (awal paragraf0
Alasan : Teks tersebut menjelaskan kerugian akibat rusaknya hutan bagi kehidupan, yakni bencana longsor, banjir, rusaknya ekologi atau lingkungan hidup, pancaroba cuaca.

Urutan kejadian

Berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat dari sebuah fenomena yang terjadi. Menyusun suatu teks eksplanasi, perlunya diperhatikan unsur-unsur penting yang menjadikan ciri teks eksplanasi. 

Menurut Andreson (1997:82) dalam teks eksplanasi mengandung 3 unsur penting, yaitu: (1) a general statemen about theeven or thing ( suatu pernyataan umum tentang peristiwa atau benda, (2) a series of paragraphs that tell the hows and why ( suatu rangkaian dari paragraf yang berisi menceritakan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa itu terjadi), (3) a concluding.

Tujuan Teks Eksplanasi

Tujuan penulisan teks eksplanasi adalah untuk menjelaskan proses terciptanya sesuatu yang terjadi secara alamiahm, atau proses bekerjanya fenomena alam maupun sosial.

Struktur Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi memiliki struktur yang terdiri dari pernyataan umum, dilanjutkan dengan urutan sebab akibat dan diakhiri dengan interpretasi. Untuk leboh memahami lagi mengenai struktur tersebut silahkan simak uraian berikut ini.
  1. Pernyataan Umum, Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya. Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam tersebut bisa terjadi.
  2. Deretan Penjelas, Berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat dari sebuah bencana alam yang terjadi.
  3. Interpretasi (Opsional), Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup yang dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut (Mahsun, 2013)

Skema Teks Eksplanasi

  1. General Statement, Berisi satu statemen umum tentang suatu topik, yang akan dijelaskan proses keberadaannya keberadaannya, proses terjadinya terjadinya, proses terbentuknya, dsb. Harus bersifat ringkas, menarik, dan jelas, yang mampu membangkitkan minat pembaca untuk membaca detailnya.
  2. Sequence of explanations, Berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan, proses terjadinya. Sangat relatif untuk menjawab pertanyaan how, yang jawabannya berupa statemen atau declarative sentence. Penggunaan sequence markers sangat dimungkinkan mengingat proses perlu dijelaskan bertahap, pertama, kedua, ketiga, dsb. atau pertama, berikutnya, terakhir.
  3. Closing, Berisikan kesimpulan atau statemen tentang topik/proses yang dijelaskan.

Menulis teks eksplanasi merupakan sebuah komponen yang dibelajarakan dalam suatu kegiatan belajara mengajar. Kegiatan menulis teks ini merupakan kegiatan dari hasil pengamatan siswa mengenai teks tersebut. Hasil akhir dari sebuah pembelajaran adalah menulis hasil observasi siswa mengenai teks  ini, baik isi, struktur, maupun kebahasaan yang terdapat dalam teks eksplanasi.

Aspek Kebahasaan Teks Eksplanasi

Dalam teks eksplanasi terdapat beberapa aspek kebahasaan diantaranya sebagai berikut.
1. Menggunakan kata yang bermakna denotatif (makna sebenarnya).
2. Menggunakan kata teknis atau istilah yang memiliki makna khusus di bidang tertentu.

Contoh:
  • Apabila teks eksplanasi yang dibahas berupa fenomena alam, seperti gempa bumi, istilah yang digunakan berupa lempeng bumi, vulkanik, sesar, geologi, tektonik, lava, magma, dan sebagainya.
  • Apabila teks eksplanasi yang dibahas berupa fenomena sosial, seperti kemiskinan di kotai, istilah yang digunakan berupa urban, urbanisasi, migrasi, tingkat pengangguran, desakan ekonomi, lapangan pengangguran dan sebagainya.

3. Menggunakan kata kerja (verba) kausatif, yaitu kata kerja yang dapat menyatakan makna kausalitas (hubungan sebab akibat), seperti menyebabkan, disebabkan (oleh), mengakibatkan, diakibatkan (oleh), berakibat pada, berdampak pada, menimbulkan, dan sebagainya.

Contoh:
  • Hujan asam dapat menyebabkan matinya ribuan ikan di Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.

4.  Menggunakan kata kerja pasif

Contoh:
  • Terlihat, terbagi, terwujud, dimulai, ditimbun, diahirkan. 

5. Menggunakan kata keterangan waktu untuk menjelaskan terjadinya suatu kejadian/peristiwa. Kata-kata keterangan waktu yang biasa digunakan, seperti: kemarin, besok, lusa, dan hari tertentu.

Contoh:
  • Dua hari yang lalu Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas.

6.  Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomenanya, bukan kata ganti penceritanya.
Contoh:
  • Kotamadnya Surakarta, harimau, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Magelang.

7. Menggunakan konjungsi
Konjungsi kausalitas, yaitu kata hubung yang menyatakan sebab akibat. Berdasarkan letaknya, ada dua jenis konjungsi kausal yaitu konjungsi intra kaliamat dan konjungsi antarkalimat.
  • Konjungsi intrakalimat, meliputi: karena, sebab, akibat dari, sehingga, maka.
  • Konjungsi antarkalimat, meliputi: akibatnya, oleh karena itu, jadi, hasilnya, dampaknya.

Contoh:
  • Karena saluran air tertutup sampah, jalan itu mudah tergenang air.
  • Masyarakat banyak mendirikan bangunan liar di bantaran kali. Akibatnya, aliran air sungai tidak teratur.

Konjungsi temporal/kronologis (hubungan waktu), yaitu kata hubung yang menyatakan urutan kejadian atau peristiwa, misalnya mula-mula, setelah itu, lalu, kemudian, sebelum, sesudah, selanjutnya, berikutnya.

Contoh:
  • Gempa mengguncang Palu dan Donggala, kemudian terjadilah tsunami besar.

Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Terdapat dua pola pengembangan teks eksplanasi, yaitu:
1. Paragraf sebab akibat, yaitu paragraph yang menggunakan pola khusus-umum (induktif) atau dapat pula umum-khusus (deduktif).
  • Paragraf induktif (khusus-umum)

  1. Mengikuti pola induksi. Pada awal paragraf berisi kalimat penjelas yang merupakan sebab, kemudian di akhir paragraf berisi kalimat utama yang merupakan akibat.
  2. Memiliki gagasan utama di akhir paragraf.
  3. Menggunakan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus dalam pemaparannnya.
  4. Antarkalimat yang menjadi sebab dan akibat saling berkaitan.

  • Paragraf deduktif (umum-khusus)

  1. Pada awal paragraf berisi kalimat utama yang merupakan akibat, kemudian di akhir paragraf berisi kalimat penjelas yang merupakan sebab.
  2. Memiliki gagasan utama di awal paragraf.
  3. Menggunakan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus dalam pemaparannnya.
  4. Antarkalimat yang menjadi sebab dan akibat saling berkaitan.


Contoh Paragraf dengan Pola Pengembangan Sebab Akibat:
Gempa bumi melanda wilayah bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.54 WIB. Kekuatan gempa bumi tercatat 6,2 skala Richter pada kedalaman 17,1 km. Pusat gempa terletak pada posisi sekitar 25 km barat daya Kota Yogyakarta. 
Gempa bumi ini mengakibatkan puluhan orang meninggal. Beberapa orang luka-luka. Sejumlah bangunan roboh dan mengalami kerusakan. Selain itu, dilaporkan juga terjadi longsoran dan kerusakan berat pada permukaiman dan bangunan lainnya di Kabupaten Bantul karena dekat dengan sumber gempa bumi.

2. Paragraf proses, yaitu suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan sesuatu atau perurutan suatu kejadian/peristiwa. Adapun langkah-langkah untuk menyusun pola pengembangan proses dalah sebagai berikut.
  • Mengetahui perincian secara menyeluruh.
  • Membagi proses tersebut menurut tahap-tahap kejadian.
  • Menjelaskan setiap urutan it uke dalam detail-detail detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Misalnya bagaimana tejadinya banjir?  Jawaban atas pertanyaan tersebut mengacu pada suatu proses. Pola pengembangan jenis ini biasanya menggunakan konjungsi berupa mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu.

Contoh Paragraf dengan Pola Pengembangan Proses:
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima, rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan keriputpada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan fetus menjadi sempurna dan siap untuk dilahirkan.

Cara Menulis Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat berupa penjelasan tentang proses terjadinya sesuatu. Contoh fenomena alam yang dapat ditulis dalam teks eksplanasi adalah terjadinya tsunami dan efek yang ditimbulkan karena tsunami.
Berikut langkah-langkah menulis teks eksplanasi sebagai berikut.
  1. Tentukan kejadian yang hendak dijelaskan
  2. Carilah referensi atau informasi tentang proses terjadinya kejadian itu.
  3. Mulailah menulis. Paragraf pertama berisi pengertian, paragraf kedua berisi proses terjadinya fenomena dan simpulan.
  4. Gunakan tata bahasa yang baik dan benar.
  5. Lakukan revisi jika diperlukan.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, merupakan hal yang harus dilakukan penulis sehingga informasinya dapat diterima dan di baca oleh para pembaca maupun pendengar.

Contoh-contoh Teks Eksplanasi



Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Sosial

Pengamen Jalanan

Semakin menjamurnya pengamen jalanan saat ini terutama di kota – kota besar seolah menimbulkan masalah tersendiri. Ada yang menanggapinya secara positif namun lebih banyak lagi yang menanggapinya secara negative. Pengamen jalanan adalah penari, penyanyi, atau pemain music yang mengadakan pertunjukkan di jalanan dengan cara berpindah – pindah dari satu kendaraan ke kendaraan lain. Pengamen jalanan lekat dengan simbol anak jalanan yang digambarkan dekil, kotor, nakal, kriminal, dsb. Buruknya pandangan masyarakat terhadap pengamen jalanan menimbulkan problema tersendiri yang patut untuk dibahas.

Stigma negatif masyarakat terhadap keberadaan pengamen sudah berlangsung sejak lama. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Faktor tersebut antara lain , karena sebagian besar masyarakat menganggap buruk profesi ini. Masyarakat berasumsi bahwa semua pengamen jalanan tidak berpendidikan dak akrab dengan dunia hitam kriminal, dan masih banyak lainnya. Faktor – factor diatas hanya segelintir dari beragam alasan yang muncul di masyarakat terkait tanggapan negative mereka terhadap pengamen jalanan.

Banyak hal yang melatarbelakangi orang – orang untuk turun ke jalan dan mengamen. Ada yang dikarenakan himpitn ekonomi sehingga mengharuskan mereka untuk turun ke jalan demi sesuap nasi. Ada juga yang dilatarbelakangi alas an untuk menyalurkan hobi dan minat mereka. Lazim ditemui para mahasiswa yang menjadi pengamen karena minat dan hobi mereka adalah bernyanyi dan bermain musik.

Masyarakat di kota – kota besar yang menggunakan moda transportasi pribadi maupun publik mungkin sudah terbiasa dengan hilir mudik pengamen jalanan yang menyatu dengan para pedagang asongan, pengemis, gelandangan, dll. Tanggapan masyarakat awam tentang pengamen jalanan beragam, ada yang mengaku cukup terhibur dan senang terhadap keberadaan mereka. Lebih banyak lagi yang merasa terganggu dan tidak nyaman terhadap mereka. Cita pengamen diperburuk lagi dengan banyaknya kasus kriminal yang melibatkan pengamen jalanan sebagai pelakunya.

Pengamen jalanan tidak boleh kita pandang hanya dengan sebelah mata. Ada beberapa artis papan atas Indonesia hingga dunia yang merintis karirnya dari jalanan. Dalam negeri ada Charlie Van Houten, yang dulu tergabung dalam salah satu band ternama di Indonesia, ST 12.   Ia mengaku memulai karirnya mengamen dari satu stasiun kereta ke stasiun lainnya. Ada juga Tegar, Aris ‘Idol’, dll. Di luar negeri, ada grup band termahsyur di zamannya yaitu bahkan melegenda hingga sekarang band kenamaan The Beatles. Ada juga Ed Sheeran yang dahulunya merupakan pengamen jalanan di sekitaran arena O2 di London, Inggris. Ia telah diakui sebagai musisi yang hebat, ditambah banyaknya penghargaan yang telah diraihnya termasuk yang paling bergengsi dalam industry music dunia “Grammy Awards”. Artis – artis di atas menjadi bukti nyata bahwa pengamen jalanan tidak boleh dipandang sebelah mata.

Menanggapi keberadaan pengamen jalanan haruslah dilihat dari dua sisi. Pola penyelesaian masalah ini harus dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah juga harus memegang peran untuk mengedukasi dan membimbing para pengamen jalanan agar menjadi pribadi – pribadi yang lebih baik kedepannya. Kita sebagai masyarakat harus bersikap bijaksana. Seperti pepatah yang mengungkapkan “jangan hanya menilai buku dari sampulnya”, mungkin sudah saatnya kita menggunakan pepatah ini dalam menanggapi keberadaan pengamen jalanan di sekitar kita.

Kerangka Teks Eksplanasi Fenomena Sosial ( Pengamen Jalanan )

Topik   : Pengamen jalanan yang dipandang negatif oleh masyarakat
Tujuan : Untuk mengetahui penyebab dan alasan munculnya pandangan dan pendapat negatif oleh masyarakat terhadap pengamen jalanan
Tema   : Stigma Negatif Seniman Jalanan

Kerangka Isi Teks Eksplanasi :

Pengertian pengamen jalanan
Faktor – faktor penyebab pengamen dipandang negatif oleh masyarakat
Ragam latar belakang pengamen jalanan
Pendapat masyarakat terhadap pengamen
Artis – artis papan atas yang pernah berprofesi sebagai pengamen jalanan
Pola penyelasaian stigma negatif terhadap pengamen jalanan

Struktus teks eksplanasi Pengamen Jalanan :


Pernyataan umum = Paragraf 1

Deretan Penjelasan (isi) = Paragraf 2, 3, 4, dan 5

Interpretasi (Penutup) = Paragraf 6


Contoh Teks Eksplanasi

Gempa Aceh

Gempa dahsyat pernah terjadi di Aceh, 26 Desember 2004, pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak di sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 km. Bencana ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Dampak kerusakannya meliputi Aceh, Sumatra Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand Pantai Timur India, Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Gempa ini juga mengakibatkan gelombang laut setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.
Kekuatan gempa pada penghujung tahun 2004 itu mencapai 9.0 richter dengan korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi yang disertai gelombang tsunami itu merupakan bencana yang mengakibatkan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.

Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Namun, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai Barat Aceh dan Sumatra Utara.

Di Sri Lanka dikonfirmasikan 45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1 juta jiwa penduduk negara ini terkena dampak gempa secara langsung. Di India, termasuk  Kepulauan  Andaman  dan  Nicobar  diperkirakan  menelan  lebih dari 12.000 korban jiwa.

Di Thailand banyak pula wisatawan asing terkena bencana, terutama di daerah Phuket diperkirakan ada sekitar 4.500 korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal dengan nama Bhumibol Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen baru berusia 21 tahun.
Bahkan di Somalia, di benua Afrika ribuan kilometer dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban jiwa. Akan tetapi, sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah para nelayan.

Gempa Bumi dan Tsunami Aceh yang juga menghantam Thailand. Selain menempati posisi gempa berkekuatan terbesar kedua setelah gempa Chili 1960 yang mencapai 9.5 skala richter, gempa Aceh menempati peringkat pertama sebagai gempa dengan waktu (durasi) penyesaran yang paling lama, yaitu sekitar 10 menit. Gempa ini cukup besar untuk membuat seluruh bola bumi ikut bergetar. (Sumber: wikipedia.org)

Sumber

  1. Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi  Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
  2. Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017.  Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
  3. Sobandi. 2016. Mandiri Bahasa Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  4. Dewi Indrawati. 2016. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 (Kurikulum 2013). Sukoharjo: Graha Printama Selaras.


Demikianlah pemaparan tentang "Teks Eksplanasi". Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kalian tentang teks eksplanasi bahasa indonesia. Terima kasih sudah berkunjung dan selalu beri dukungan dengan cara share dan komentar yah teman-teman.

0 komentar:

Posting Komentar