daftarilmu7.blogspot.com – Jika kalian
berpikiran mengenai alam pasti memiliki dua sifat yaitu ketenangan dan
kehancuran. Alam yang tenang sudah pasti indah, namun bagaimana dengan
kehancuran ? sudah pasti kalian membayangkan tentang tsunami, banjir, longsor,
maupun bencana lainnya, semua itu masuk ke dalam teks eksplanasi. Bersama
dengan daftarilmu7.blogspot.com kita kan memaparkan tentang teks eksplanasi.
Pengertian Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya bisa terjadi. Suatu peristiwa baik peristiwa alam maupun sosial yang terjadi disekitar kita, selalu mempunyai hubungan sebab akibat dan proses.
Kejadian yang terjadi disekitar kita pantas nya tidak hanya kita amati dan rasakan saja, tetapi sekaligus digunakan sebagai pembelajaran. Mengapa kejadian tersebut bisa terjadi dan bagaimana bisa terjadi kejadian seperti itu.
Teks eksplanasi memiliki fungsi sosial menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau terjadinya sesuatu. Oleh kerena itu, teks ini memiliki struktur pikir: judul, pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Eksplanasi (explanation) memiliki arti penjelasan atau keterangan. Pengertian teks eksplanasi secara umum adalah sebuah jenis teks yang didalamnya berisikan penjelasan secara detail (lengkap) tentang suatu tema (topik) yang berkaitan dengan fenomena alam, sosialitas dan lainnya yang dapat berlangsung atau terjadi di kehidupan sehari-hari.
Teks eksplanasi dibuat berkaitan dengan fenomena alam dan sosial khususnya adalah untuk memberitahu sebab dan akibat serta proses yang terjadi. Namun secara spesifik teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan informasi secara detail, jelas, dan lengkap supaya para pembaca menjadi tahu dan paham secara jelas bagaimana dan mengapa suatu fenomena itu terjadi.
Pengertian Teks Eksplanasi Menurut Para Ahli
Menurut Restuti (2013:85)
Teks eksplanasi adalah teks yang
menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial.
Menurut (Mahsun, 2013: 189)
Teks eksplakasi merupakan teks
yang disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang
memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan
interpretasi/penutup.
- Bagian pernyataan umum mengandung informasi singkat tentang apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelas mengandung urutan uraian atau penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi.
- Bagian interpretasi mengandung pendapat singkat penulis mengenai peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada/tidak ada.
The Contemporary
English-Indonesian Dictionary: 651
Menurut The Contemporary
English-Indonesian Dictionary, pengertian Explanation Teks adalah sebuah teks
yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena
alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.
Gerot dan Wignell (1995: 212)
menjelaskan secara singkat tentang teks eksplanasi yang berisi pembentukan
suatu proses atau apa yang dikerjakan dari gejala alam atau sosial budaya.
Wahyuningtyas menuliskan beberapa
pendapat ahli antara lain dijelaskan bahwa teks eksplanasi pada hakikatnya
merupakan teks yang menjelaskan proses. Proses tersebut dapat terjadi secara
alamiah, baik yang berkaitan dengan fenomena (gejala) alam maupun fenomena
sosial budaya.
Pada umumnya, teks eksplanasi dibentuk dengan struktur
(susunan), yaitu pernyataan umum, penjelasan, dan penutup atau simpulan
(Wahono, dkk. 2013: 107). Menurut Pardiyono (dalam Gultom 2013: 5), “teks eksplanasi
adalah sebuah teks yang menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena alam atau
sosial”. Selanjutnya, Hammoond (dalam Gultom 2013: 5) mengatakan “Teks
eksplanasi merupakan jenis teks yang mampu menjawab pertanyaan bagaimana dan
mengapa fenomena alam itu terjadi”. (2015:22)
Berdasarkan pendapat di atas teks
eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penjelasan atas suatu proses yang
berkaitan dengan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa itu terjadi, baik dari
peristiwa alam maupun dari peristiwa sosial budaya.
Ciri - ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi mempunyai
ciri-ciri yang membedakan dengan teks lainnya. Ciri-ciri teks eksplanasi
sebagai berikut :
- Struktur terdiri atas pernyataan umum, proses/deretan penjelas, dan penutup.
- Memuat informasi sesungguhnya atau fakta.
- Memuat informasi bersifat keilmuan.
- Menjelaskan suatu kondisi atau fenomena.
Informasi Pengetahuan
Informasi pengetahuan berisi
tentang penjelasan secara umum tentang fenomena yang berisi informasi-informasi
penting yang dapat dipahami dan diketahui pembaca. Informasi pengetahuan berupa
informasi awal, misalnya teks eksplanasi sosial, penggunaan media sosial.
Informasi pengetahuan yang terdapat dalam teks eksplanasi ini dapat berupa
pengetahuan awal, apa itu media sosial dan apa dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan media sosial, dan lain sebagainya yang dapat memberikan informasi
kepada pembaca.
Dalam suatu teks, terdapat
gagasan/ide yang dapat dikembangkan menjadi beberapa kalimat. Gagasan tersebut
merupakan gagasan utama atau disebut juga ide pokok. Gagasan utama atau ide pokok terletak di
dalam kalimat utama. Kalimat utama biasanya muncul pada awal, tengah, atau
akhir paragraf.
Informasi Penting Teks Eksplanasi
- Membaca teks dengan saksama.
- Memahami makna setiap kalimat yang ada dalam teks.
- Menentukan kalimat utama pada setiap paragraph.
- Menemukan gagasan utama atau ide pokok.
- Menandai kata-kata kunci.
- Merumuskan inti kalimat utama.
*Catatan
Pada umumnya paragraf-paragraf
dalam teks eksplanasi bersifat deduktif (gagasan utamanya terletak di awal
paragraf). Namun, ada pula paragraph yang bersifat induktif (gagasan utama
terletak di akhir paragraf) maupun campuran (gagasan utama berada di awal dan
akhir paragraf).
Contoh:
Apa akibat rusaknya hutan
Indonesia? Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalaminya, bencana longsor,
banjir, rusaknya ekologi atau lingkungan hidup, pancaroba cuaca. Perikehidupan
kita sebagai bangsa yang semakin rentan, terutama sesame warga miskin dan
ketinggalan. Lebih kontras serta tidak adil lagi jika kita perhitungkan hasil
kerusakan hutan tidak dinikmati rakyat banyak atau negara, tapi jatuh ke tangan
para pelaku penebangan liar pengolahan hutan yang tidak bonafide.
Gagasan utama : kerugisn skibst
rusaknya hutan di Indonesia (awal paragraf0
Alasan : Teks tersebut
menjelaskan kerugian akibat rusaknya hutan bagi kehidupan, yakni bencana
longsor, banjir, rusaknya ekologi atau lingkungan hidup, pancaroba cuaca.
Urutan kejadian
Berisi tentang penjelasan proses
mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih
dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab
dan akibat dari sebuah fenomena yang terjadi. Menyusun suatu teks eksplanasi,
perlunya diperhatikan unsur-unsur penting yang menjadikan ciri teks eksplanasi.
Menurut Andreson (1997:82) dalam teks eksplanasi mengandung 3 unsur penting,
yaitu: (1) a general statemen about theeven or thing ( suatu pernyataan umum
tentang peristiwa atau benda, (2) a series of paragraphs that tell the hows and
why ( suatu rangkaian dari paragraf yang berisi menceritakan bagaimana dan
mengapa suatu peristiwa itu terjadi), (3) a concluding.
Tujuan Teks Eksplanasi
Tujuan penulisan teks eksplanasi
adalah untuk menjelaskan proses terciptanya sesuatu yang terjadi secara
alamiahm, atau proses bekerjanya fenomena alam maupun sosial.
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur
yang terdiri dari pernyataan umum, dilanjutkan dengan urutan sebab akibat dan
diakhiri dengan interpretasi. Untuk leboh memahami lagi mengenai struktur
tersebut silahkan simak uraian berikut ini.
- Pernyataan Umum, Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya. Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks ini berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam tersebut bisa terjadi.
- Deretan Penjelas, Berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat dari sebuah bencana alam yang terjadi.
- Interpretasi (Opsional), Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup yang dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks tersebut (Mahsun, 2013)
Skema Teks Eksplanasi
- General Statement, Berisi satu statemen umum tentang suatu topik, yang akan dijelaskan proses keberadaannya keberadaannya, proses terjadinya terjadinya, proses terbentuknya, dsb. Harus bersifat ringkas, menarik, dan jelas, yang mampu membangkitkan minat pembaca untuk membaca detailnya.
- Sequence of explanations, Berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan, proses terjadinya. Sangat relatif untuk menjawab pertanyaan how, yang jawabannya berupa statemen atau declarative sentence. Penggunaan sequence markers sangat dimungkinkan mengingat proses perlu dijelaskan bertahap, pertama, kedua, ketiga, dsb. atau pertama, berikutnya, terakhir.
- Closing, Berisikan kesimpulan atau statemen tentang topik/proses yang dijelaskan.
Menulis teks eksplanasi merupakan
sebuah komponen yang dibelajarakan dalam suatu kegiatan belajara mengajar.
Kegiatan menulis teks ini merupakan kegiatan dari hasil pengamatan siswa
mengenai teks tersebut. Hasil akhir dari sebuah pembelajaran adalah menulis
hasil observasi siswa mengenai teks ini,
baik isi, struktur, maupun kebahasaan yang terdapat dalam teks eksplanasi.
Aspek Kebahasaan Teks Eksplanasi
Dalam teks eksplanasi terdapat
beberapa aspek kebahasaan diantaranya sebagai berikut.
1. Menggunakan kata yang bermakna
denotatif (makna sebenarnya).
2. Menggunakan kata teknis atau
istilah yang memiliki makna khusus di bidang tertentu.
Contoh:
- Apabila teks eksplanasi yang dibahas berupa fenomena alam, seperti gempa bumi, istilah yang digunakan berupa lempeng bumi, vulkanik, sesar, geologi, tektonik, lava, magma, dan sebagainya.
- Apabila teks eksplanasi yang dibahas berupa fenomena sosial, seperti kemiskinan di kotai, istilah yang digunakan berupa urban, urbanisasi, migrasi, tingkat pengangguran, desakan ekonomi, lapangan pengangguran dan sebagainya.
3. Menggunakan kata kerja (verba)
kausatif, yaitu kata kerja yang dapat menyatakan makna kausalitas (hubungan
sebab akibat), seperti menyebabkan, disebabkan (oleh), mengakibatkan,
diakibatkan (oleh), berakibat pada, berdampak pada, menimbulkan, dan
sebagainya.
Contoh:
- Hujan asam dapat menyebabkan matinya ribuan ikan di Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.
4. Menggunakan kata kerja pasif
Contoh:
- Terlihat, terbagi, terwujud, dimulai, ditimbun, diahirkan.
5. Menggunakan kata keterangan waktu
untuk menjelaskan terjadinya suatu kejadian/peristiwa. Kata-kata keterangan
waktu yang biasa digunakan, seperti: kemarin, besok, lusa, dan hari tertentu.
Contoh:
- Dua hari yang lalu Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas.
6. Menggunakan kata benda yang
merujuk pada jenis fenomenanya, bukan kata ganti penceritanya.
Contoh:
- Kotamadnya Surakarta, harimau, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Magelang.
7. Menggunakan konjungsi
Konjungsi kausalitas, yaitu kata
hubung yang menyatakan sebab akibat. Berdasarkan letaknya, ada dua jenis
konjungsi kausal yaitu konjungsi intra kaliamat dan konjungsi antarkalimat.
- Konjungsi intrakalimat, meliputi: karena, sebab, akibat dari, sehingga, maka.
- Konjungsi antarkalimat, meliputi: akibatnya, oleh karena itu, jadi, hasilnya, dampaknya.
Contoh:
- Karena saluran air tertutup sampah, jalan itu mudah tergenang air.
- Masyarakat banyak mendirikan bangunan liar di bantaran kali. Akibatnya, aliran air sungai tidak teratur.
Konjungsi temporal/kronologis
(hubungan waktu), yaitu kata hubung yang menyatakan urutan kejadian atau
peristiwa, misalnya mula-mula, setelah itu, lalu, kemudian, sebelum, sesudah,
selanjutnya, berikutnya.
Contoh:
- Gempa mengguncang Palu dan Donggala, kemudian terjadilah tsunami besar.
Pola Pengembangan Teks Eksplanasi
Terdapat dua pola pengembangan
teks eksplanasi, yaitu:
1. Paragraf sebab akibat, yaitu paragraph
yang menggunakan pola khusus-umum (induktif) atau dapat pula umum-khusus
(deduktif).
- Paragraf induktif (khusus-umum)
- Mengikuti pola induksi. Pada awal paragraf berisi kalimat penjelas yang merupakan sebab, kemudian di akhir paragraf berisi kalimat utama yang merupakan akibat.
- Memiliki gagasan utama di akhir paragraf.
- Menggunakan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus dalam pemaparannnya.
- Antarkalimat yang menjadi sebab dan akibat saling berkaitan.
- Paragraf deduktif (umum-khusus)
- Pada awal paragraf berisi kalimat utama yang merupakan akibat, kemudian di akhir paragraf berisi kalimat penjelas yang merupakan sebab.
- Memiliki gagasan utama di awal paragraf.
- Menggunakan banyak contoh masalah atau peristiwa khusus dalam pemaparannnya.
- Antarkalimat yang menjadi sebab dan akibat saling berkaitan.
Contoh Paragraf dengan Pola
Pengembangan Sebab Akibat:
Gempa bumi melanda wilayah bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.54 WIB. Kekuatan gempa bumi tercatat 6,2 skala Richter pada kedalaman 17,1 km. Pusat gempa terletak pada posisi sekitar 25 km barat daya Kota Yogyakarta.
Gempa bumi ini mengakibatkan puluhan orang meninggal. Beberapa orang luka-luka. Sejumlah bangunan roboh dan mengalami kerusakan. Selain itu, dilaporkan juga terjadi longsoran dan kerusakan berat pada permukaiman dan bangunan lainnya di Kabupaten Bantul karena dekat dengan sumber gempa bumi.
2. Paragraf proses, yaitu suatu urutan dari
tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan sesuatu atau
perurutan suatu kejadian/peristiwa. Adapun langkah-langkah untuk menyusun pola
pengembangan proses dalah sebagai berikut.
- Mengetahui perincian secara menyeluruh.
- Membagi proses tersebut menurut tahap-tahap kejadian.
- Menjelaskan setiap urutan it uke dalam detail-detail detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.
Misalnya bagaimana tejadinya
banjir? Jawaban atas pertanyaan tersebut
mengacu pada suatu proses. Pola pengembangan jenis ini biasanya menggunakan
konjungsi berupa mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu.
Contoh Paragraf dengan Pola
Pengembangan Proses:
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima, rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan keriputpada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan fetus menjadi sempurna dan siap untuk dilahirkan.
Cara Menulis Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi dapat berupa
penjelasan tentang proses terjadinya sesuatu. Contoh fenomena alam yang dapat
ditulis dalam teks eksplanasi adalah terjadinya tsunami dan efek yang
ditimbulkan karena tsunami.
Berikut langkah-langkah menulis
teks eksplanasi sebagai berikut.
- Tentukan kejadian yang hendak dijelaskan
- Carilah referensi atau informasi tentang proses terjadinya kejadian itu.
- Mulailah menulis. Paragraf pertama berisi pengertian, paragraf kedua berisi proses terjadinya fenomena dan simpulan.
- Gunakan tata bahasa yang baik dan benar.
- Lakukan revisi jika diperlukan.
Contoh-contoh Teks Eksplanasi
Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Sosial
Pengamen Jalanan
Semakin menjamurnya pengamen
jalanan saat ini terutama di kota – kota besar seolah menimbulkan masalah
tersendiri. Ada yang menanggapinya secara positif namun lebih banyak lagi yang
menanggapinya secara negative. Pengamen jalanan adalah penari, penyanyi, atau
pemain music yang mengadakan pertunjukkan di jalanan dengan cara berpindah –
pindah dari satu kendaraan ke kendaraan lain. Pengamen jalanan lekat dengan
simbol anak jalanan yang digambarkan dekil, kotor, nakal, kriminal, dsb.
Buruknya pandangan masyarakat terhadap pengamen jalanan menimbulkan problema
tersendiri yang patut untuk dibahas.
Stigma negatif masyarakat
terhadap keberadaan pengamen sudah berlangsung sejak lama. Banyak faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi. Faktor tersebut antara lain , karena sebagian
besar masyarakat menganggap buruk profesi ini. Masyarakat berasumsi bahwa semua
pengamen jalanan tidak berpendidikan dak akrab dengan dunia hitam kriminal, dan
masih banyak lainnya. Faktor – factor diatas hanya segelintir dari beragam
alasan yang muncul di masyarakat terkait tanggapan negative mereka terhadap
pengamen jalanan.
Banyak hal yang melatarbelakangi
orang – orang untuk turun ke jalan dan mengamen. Ada yang dikarenakan himpitn
ekonomi sehingga mengharuskan mereka untuk turun ke jalan demi sesuap nasi. Ada
juga yang dilatarbelakangi alas an untuk menyalurkan hobi dan minat mereka.
Lazim ditemui para mahasiswa yang menjadi pengamen karena minat dan hobi mereka
adalah bernyanyi dan bermain musik.
Masyarakat di kota – kota besar
yang menggunakan moda transportasi pribadi maupun publik mungkin sudah terbiasa
dengan hilir mudik pengamen jalanan yang menyatu dengan para pedagang asongan,
pengemis, gelandangan, dll. Tanggapan masyarakat awam tentang pengamen jalanan
beragam, ada yang mengaku cukup terhibur dan senang terhadap keberadaan mereka.
Lebih banyak lagi yang merasa terganggu dan tidak nyaman terhadap mereka. Cita
pengamen diperburuk lagi dengan banyaknya kasus kriminal yang melibatkan
pengamen jalanan sebagai pelakunya.
Pengamen jalanan tidak boleh kita
pandang hanya dengan sebelah mata. Ada beberapa artis papan atas Indonesia
hingga dunia yang merintis karirnya dari jalanan. Dalam negeri ada Charlie Van
Houten, yang dulu tergabung dalam salah satu band ternama di Indonesia, ST
12. Ia mengaku memulai karirnya
mengamen dari satu stasiun kereta ke stasiun lainnya. Ada juga Tegar, Aris
‘Idol’, dll. Di luar negeri, ada grup band termahsyur di zamannya yaitu bahkan
melegenda hingga sekarang band kenamaan The Beatles. Ada juga Ed Sheeran yang
dahulunya merupakan pengamen jalanan di sekitaran arena O2 di London, Inggris.
Ia telah diakui sebagai musisi yang hebat, ditambah banyaknya penghargaan yang
telah diraihnya termasuk yang paling bergengsi dalam industry music dunia
“Grammy Awards”. Artis – artis di atas menjadi bukti nyata bahwa pengamen
jalanan tidak boleh dipandang sebelah mata.
Menanggapi keberadaan pengamen
jalanan haruslah dilihat dari dua sisi. Pola penyelesaian masalah ini harus
dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah juga harus memegang peran
untuk mengedukasi dan membimbing para pengamen jalanan agar menjadi pribadi –
pribadi yang lebih baik kedepannya. Kita sebagai masyarakat harus bersikap
bijaksana. Seperti pepatah yang mengungkapkan “jangan hanya menilai buku dari
sampulnya”, mungkin sudah saatnya kita menggunakan pepatah ini dalam menanggapi
keberadaan pengamen jalanan di sekitar kita.
Kerangka Teks Eksplanasi Fenomena Sosial ( Pengamen Jalanan )
Topik : Pengamen jalanan yang dipandang negatif
oleh masyarakat
Tujuan : Untuk mengetahui
penyebab dan alasan munculnya pandangan dan pendapat negatif oleh masyarakat
terhadap pengamen jalanan
Tema : Stigma Negatif Seniman Jalanan
Kerangka Isi Teks Eksplanasi :
Pengertian pengamen jalanan
Faktor – faktor penyebab pengamen
dipandang negatif oleh masyarakat
Ragam latar belakang pengamen
jalanan
Pendapat masyarakat terhadap
pengamen
Artis – artis papan atas yang
pernah berprofesi sebagai pengamen jalanan
Pola penyelasaian stigma negatif
terhadap pengamen jalanan
Struktus teks eksplanasi Pengamen Jalanan :
Pernyataan umum = Paragraf 1
Deretan Penjelasan (isi) =
Paragraf 2, 3, 4, dan 5
Interpretasi (Penutup) = Paragraf
6
Contoh Teks Eksplanasi
Gempa Aceh
Gempa dahsyat pernah terjadi di
Aceh, 26 Desember 2004, pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak di sebelah
barat Aceh dengan kedalaman 10 km. Bencana ini merupakan gempa bumi terdahsyat
dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Dampak kerusakannya meliputi Aceh, Sumatra
Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand Pantai Timur India,
Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Gempa ini juga mengakibatkan
gelombang laut setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar
sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara
dengan jumlah kematian terbesar.
Kekuatan gempa pada penghujung
tahun 2004 itu mencapai 9.0 richter dengan korban tewas mencapai 283.100,
14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi yang
disertai gelombang tsunami itu merupakan bencana yang mengakibatkan kematian
terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand
merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.
Di Indonesia, gempa menelan lebih
dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di
Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua
bangunan rusak terkena tsunami. Namun, kebanyakan korban disebabkan oleh
tsunami yang menghantam pantai Barat Aceh dan Sumatra Utara.
Di Sri Lanka dikonfirmasikan
45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1 juta jiwa penduduk negara ini terkena
dampak gempa secara langsung. Di India, termasuk Kepulauan
Andaman dan Nicobar
diperkirakan menelan lebih dari 12.000 korban jiwa.
Di Thailand banyak pula wisatawan
asing terkena bencana, terutama di daerah Phuket diperkirakan ada sekitar 4.500
korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal dengan nama
Bhumibol Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen baru berusia
21 tahun.
Bahkan di Somalia, di benua
Afrika ribuan kilometer dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban
jiwa. Akan tetapi, sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah
para nelayan.
Gempa Bumi dan Tsunami Aceh yang
juga menghantam Thailand. Selain menempati posisi gempa berkekuatan terbesar
kedua setelah gempa Chili 1960 yang mencapai 9.5 skala richter, gempa Aceh
menempati peringkat pertama sebagai gempa dengan waktu (durasi) penyesaran yang
paling lama, yaitu sekitar 10 menit. Gempa ini cukup besar untuk membuat
seluruh bola bumi ikut bergetar. (Sumber: wikipedia.org)
Sumber
- Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
- Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
- Sobandi. 2016. Mandiri Bahasa Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
- Dewi Indrawati. 2016. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 (Kurikulum 2013). Sukoharjo: Graha Printama Selaras.
Demikianlah pemaparan tentang "Teks Eksplanasi". Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan
kalian tentang teks eksplanasi bahasa indonesia. Terima kasih sudah berkunjung
dan selalu beri dukungan dengan cara share dan komentar yah teman-teman.